Sabtu, 03 November 2018

Cerpen G3 "Gara-gara Genset"

Gara-gara Genset Oleh khairul Anam Pagi itu suasana warung sayur Mang Toha sedang ribut sekali, bukan ribut mengenai apa yang akan dibeli, namun ribut tentang kejadian semalam yang meresahkan warga dukuh Manding tepatnya di Rt 1 “Pokoknya kita harus bergerak kata ibu Awi ”Iya, kita sebagai ibu-ibu harus mengambil tindakan Ibu Suci menyaut dari kejahuan “Buat apa dibeli mahal-mahal kalau hanya dibuat pajangan dan tidak digunakan" Ibu tutik mengkompori semua ibu-ibu yang sedang belanja “Emangnya mau pada bergerak kemana, kok ada tindakan segala, semacam polisi saja ah ibu-ibu ini, sudahlah kalau ada masalah dibicarakan baik-baik dengan musyawarah mufakat sesuai dengan peratuan Negara kita ini yang selalu menjujung kedamaian mang toha mulai meredakan suasana. Walaupun Mang toha hanya pedagang sayur, namun mang toha ini mempunyai sifat yang baik dan tak ingin jika ada masalah-masalah yang menimbulkan pertikaian. Namun dia tetap saja tidak bisa untuk membendung keinginan Ibu-ibu yang sudah kehilangan kesabarannya “Sudahlah ini urusan kami, kita sebagai ibu-ibu merasa dirugikan, pokoknya ini harus dilaporkan ke Pak Kades” kata Ibu Tutik ‘Iya, Aku setuju bu. Masak setiap kita malam kita harus gelap-gelapan padahal Pak RT kita” kata Ibu Awi ‘Sudah bu Awi jangan sebut nama Pak RT itu lagi, Aku muak. Padahal tadi malam sinetron cinta sedang seru-serunya tapi malah tiba-tiba listrik mati” Ibu suci mulai bicara “Acara dangdut tadi malah juga lagi final” kata Ibu Tutik “Sudahlah ibu-ibu, mending kita langsung saja ke rumah Pak Kades, betull Bu Suci?” kata Ibu Awi “Ahh sudahlah ayoo came on! Kita bergerak bersama luapkan kekecewaan kita kepada bapak kades Ibu Suci mulai menggerakkan Selesai belanja sayur ibu- ibu langsung ke rumah Pak Kades, namun setelah sampai di rumah kades semangat ibu-ibu yang awalnya bergelora jadi sedikit takut jika bertemu kades, yang mempunyai watak sedidkit keras kepala namun bijak dalam menentukan masalah makanya beliau terpilih sebagai kades dua kali periode. Sampai di depan pintu rumahnya ibu-ibu pada ribut takut untuk ngomongnya. “Ada apa ini kok ribut-ribut?” bentak Pak Kades “Anu Pak, eh anu Ibu awi memulai pembicaraan dengan gugup, sampai salah ngomong “Ona anu ada apa Ibu-ibu? bentak dengan lancang pak kades yan mempunyai perawakan tinggi besar dan hitam yang sering kepanasan karena juga seorang petani “Maksud kedatangan kami siang-siang gini ingin menyampaikan hal penting Pak, tolong sampaikan Bu Suci jawab Bu Tutik loh kok Saya yang disuruh bicara, gini Pak Kades semalam listrik di RT kita kan padam, terus kita kan satu RT sudah iuran untuk beli alat, alat apa ya, yang bisa menghidupkan listrik itu lho pak Ibu Suci mencoba menjelaskan dengan terbata-bata. “Genset maksunya? Kata pak kades “Iya pak kok tahu, wah bapak pinter ya Ya kan tadi Ibu jelasin ke saya, Terus letak permasalahan tentang genset itu di mana? Pak Kades mulai bertanya “Masalahnya itu Pak RT kita tidak mau menyalakan genset itu pak ibu tutik mulai membuka permasalanya “Lha kok bisa tidak mau menyalakan?” Kata pak kades dengan serius “Kami bertiga juga tidak tahu pak, mungkin Pak RT nya sedang sibuk pak kata Ibu Awi “Terus ini gimana kelanjutan dan tindakan Bapak sebagai seorang kades? Kami ini mewakili suara hati segenap Ibu-ibu warga Rt 1 pak, tolong pak ini menyangkut hidup dan mati kami semua, kami tadi melewatkan malam dengan tidak menonton sinetron, acara dangdut dan lain-lain, kami mohon kepada bapak sebagai yang dituakan di sini dan yang diberi amanah untuk mensejahterakan semua warga dukuh manding ini kata Ibu Suci dengan panjang lebar seperti curhat. “Begini ibu-ibu saya harap semua tenang, nanti kan habis sholat asar rencana ada rapat, seluruh RT kukuh Manding ini akan dikumpulkan guna membahas tentang permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat, nah itu nanti akan sampaikan kepada Pak RT kalian, saya juga sebegai kepala desa di sini ohon maaf jika ada permasalhan-permasalahan seperti ini. Pak Kades menenangkan warganya. Setelah tepat pukul tiga atau lebih tepatnya setelah asyar seluruh ketua Rt dikumpulkan oleh kades guna rapat menganai permasalahan warganya. Assalammualaikum Wr. Wb. Selamat sore Bapak-bapak, maksud dari rapat sore ini kita akan membahas mengenai permasalahan yang ada di masyarakat, apa ada yang mau disampaikan? pak kades mulai membuka rapat “Begini Bapak, Saya mau menyampaikan bahwa di RT Saya sedang ada peristiwa menggemparkan Pak Rt 4 mulai menyampaikan permasalan warganya. “Peristiwa apa, kok sampai menggemparkan? pak kades bertanya dengan serius “Di RT Saya tidak ada warga yang ikut dalam kerja bakti, hal itu dikarenakan Saya lupa memberitahukan sebelumnya kata pak RT 4 “Ya jelas saja di RT Bapak tidak ada yang datang lha wong tidak ada pemberitahuan” pak Rt 2 menyaut dengan keras “Lha itu” kata Pak RT 4 “Jati itu berita menggemparkannya? Gusti, Oh iya sebelum sampai jauh Saya tadi bertemu Ibu-ibu dari RT 1 komplain kepada Saya, katanya semalam di RT 1 gensetnya tidak dinyalakan? Pak Kades menyampaikan keluh kesah Ibu-ibu “Benar pak, itu semua Saya lakukan guna menghemat pengluaran dari RT kami, sekarang kan bensin sudah tidak ada, adanya itu yang mahal-mahal, bahkan sekarang di RT kami tidak ada yang namanya Bendahara, uang RT ya yang bawa Saya, gitu pak RT 1 membela diri “Lha terus gunanya beli genset untuk apa? Untuk dipajang? kata Pak Kades dengan nada tinggi. “Begini Bapak, dalam minggu-minggu ini di RT Kami kan sedang tidak ada acara-acara kondangan atau apa, jadi Genset tersebut Saya gunakan jika hanya ada kondangan saja” jelas Pak RT 1 Tanpa disadari semua peserta rapat ternyata rapat tersebut didengarkan oleh ibu-ibu Rt 1, Tiba-tiba munculah Ibu-ibu yang dari tadi mendengarkan rapat tersebut “Saya tidak terima, padahal setiap selapanan kami rutin membayar iuran untuk genset, tapi kenapa kok kalau ada listrik mati kok tidak dinyalakan, betul kan ibu-ibu?” Kata bu tutik “BETUL sekali jawab kompak ibu-ibu yang merasa dirugikan atas kejadian tersebut “Kami juga tidak terima, katanya hanya untuk pas ada acara kondangan, tapi mana buktinya kemarin pas ada kondangan di rumah Saya tidak dinyalakan celetus Ibu tutik dengan leher keluar ototonya. “Tapi pas ada kondangan di rumah Pak RT 1 yang terhormat justru dinyalakan, di mana letak keadilan rakyat kecil seperti kami, kami butuh keadilan, kalau baru jadi pemimpin RT saja sudah berani tidak bertindak adil bagaimana jika jadi yang lebih tinggi! kata Bu suci mulai berani menyampaikan yang perlu disampaikan Betul begitu Pak RT 1? pak kades mulai mengklarifikasi “Tapi itu semua saya lakukan untuk menghemat anggaran RT kami pak kata pak RT 1 membela diri terus “Tidak bisa, mana keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia” kata Bu Awi “Kok sampai Pancasila sih bu” “Sudahlah biar keliahatan agak nasionalis juga, pokoknya Kami minta besok kalau listrik mati Genset harus dinyalakan! kata ibu Awi “Sudah, jangan diteruskan lagi, masak di tempat rapat kok ribut-ribut begini. Ini masalahnyakan di RT 1 Gensetnya tidak dinyalakan oleh Pak RT, biar Saya luruskan ya karena Saya Kades di Desa ini tolong hargai Saya sebagai pemimpin, untuk Pak RT 1 maksud Bapak sedah baik untuk menghemat anggaran RT, tapi lihat dulu warga Bapak apakah itu membuat warga Bapak menjadi sejahtera? Jadi pemimpin itu yang penting bertanggung jawab dan dapat mensejahterakan Warganya. Jangan mementingkan kepentingan sendiri kepentingan orang lain disepelekan, Bapak dosa lho sudah berbuat itu kepada warga, bukanya saya mau menghakimi tapi saya menyampaikan keluhan apa yang dirasakan warga saya. Jadi besok-besok kalau ada kejadian seperti ini lagi baik di RT 1 saya tidak segan untuk memberhentikan jabatan bapak sebagai ketua RT , maupun di RT lainnya tidak terulang kembali. Sekian rapat sore hari ini Saya tutup Wassalammualaikum Wr. Wb.

Anak pertama

Menjadi kebanggaan yang tidak bisa diharapkan, tolonglah diriku agar bisa menjadi apa diandalkan, apa yang diharapkan dengan benar.